Selasa, 29 April 2014

merancang strategi dan program penetapan harga




Harga adalah nilai pertukaran atas manfaat produk (bagi konsumen maupun bagi produsen) yang umumnya dinyatakan dalam satuan a

Harga disebut dengan berbagai nama : gaji, uang jasa, honor, bunga pinjaman, ongkos, iuran, suap, pajak penghasilan, dsb.

PENETAPAN HARGA

Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kali ketika perusahaan tersebut mengembangkan produk baru, ketika perusahaan memperkenalkan produk regulernya ke saluran distribusi atau daerah baru, dan ketika perusahaan akan mengikuti lelang atas kontrak kerja baru.
Sembilan Strategi Harga-Mutu :


MEMILIH TUJUAN PENETAPAN HARGA

Pertama-tama perusahaan harus memutuskan dimana ia ingin memposisikan tawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah untuk menetapkan harga. Perusahaan dapat mengejar salah satu dari lima tujuan utama melalui penetapan harga : kelangsungan hidup, laba sekarang maksimum, pangsa pasar maksimum, 
skimming pasar maksimum, atau kepemimpinan mutu produk.

a. Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan utama jika mengalami kelebihan kapasitas, persaingan yang ketat atau keinginan konsumen yang berubah-ubah. Untuk menjaga agar pabrik tetap beroperasi dan persediaan terus berputar, perusahaan akan menurunkan harga.
b. Perusahaan yang menetapkan harga untuk memaksimumkan laba sekarang mengasumsikan bahwa perusahaan mengetahui fungsi permintaan dan biayanya; dalam kenyataannya kedua hal tersebut sukar untuk diperkirakan. Mereka memperkirakan permintaan dan biaya yang berkaitan dengan berbagai alternatif harga dan memilih harga yang akan menghasilkan laba sekarang, arus kas, atau tingkat pengembalian investasi yang maksimum.
c. Perusahaan yang ingin memaksimumkan pangsa pasar mereka, yakin bahwa volume penjualan yang lebih 
tinggi akan menghasilkan biaya per unit yang lebih rendah dan laba jangka panjang yang lebih tinggi. Mereka menetapkan harga terendah dengan berasumsi bahwa pasar peka terhadap harga (penetrasi harga).
d. Banyak perusahaan menyukai penetapan harga tinggi untuk menyaring pasar. Penyaringan lapisan pasar hanya mungkin dalam kondisi-kondisi :
1. Pembeli memiliki permintaan sekarang yang tinggi
2. Biaya per unit untuk memproduksi volume kecil tidak terlalu tinggi sehingga dapat menghilangkan keunggulan penetapan harga maksimum yang dapat diserap pasar.
3. Harga awal yang tinggi tidak menarik lebih banyak pesaing ke pasar.
4. Harga yang tinggi tidak menyatakan citra produk yang unggul.
e. Perusahaan mungkin bertujuan untuk menjadi pemimpin dalam mutu produk di pasar.
Apa pun tujuan spesifiknya, perusahaan yang menggunakan harga sebagai alat strategis akan menghasilkan lebih banyak laba daripada perusahaan yang hanya membiarkan biaya atau pasar menetapkan harga mereka.

MEMILIH METODE PENETAPAN HARGA

Penetapan Harga 
Markup
Metode penetapan harga yang paling dasar adalah dengan menambahkan markup standard sebagai laba ke biaya produk.
Misalkan sebuah produsen mebel memiliki perkiraan biaya berikut :
Biaya variabel per unit $10
Biaya tetap $300.000
Unit penjualan yang diharapkan 50.000
Maka biaya per unit produsen tersebut adalah :
Biaya per unit = biaya variabel + biaya tetap = ($10 x 50.000) + $300.000 = $16
Unit penjualan 50.000
Sekarang, misalkan bahwa produsen tersebut ingin memperoleh 20 persen markup atas penjualan. Harga markup adalah :
Harga markup = Biaya per unit = $16 = $20
(1 – pengembalian atas penjualan yg diinginkan) 1 – 0.2

Penetapan Harga Berdasarkan Sasaran Pengembalian
Dalam penetapan harga berdasarkan sasaran pengembalian (target return pricing), perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi (ROI) yang diinginkan.
Misalkan produsen mebel telah investasi $1 juta dan ingin menetapkan harga yang akan menghasilkan ROI 20 persen, yaitu $200.000, maka rumusnya :
Biaya per unit + tingkat pengembalian x modal yang
Harga sasaran Pengembalian = diinginkan diinvestasikan
Unit penjualan
= $16 + 0.20 x $1.000.000 = $20
50.000
Produsen itu akan memperoleh ROI 20 persen jika perkiraan biaya dan penjualannya tepat.

Penetapan Harga Berdasarkan Nilai yang Dipersepsikan
Metode ini melihat persepsi nilai pembeli, bukan biaya penjual, sebagai kunci untuk penetapan harga (market based pricing bukan cost based pricing). Mereka menggunakan berbagai variabel non harga dalam bauran pemasaran untuk membentuk nilai yang dipersepsikan dalam pikiran pembeli. Dalam hal ini perusahaan harus mampu menunjukkan pelanggan mengapa produknya lebih mahal daripada produk lain yang sama sehingga pelanggan puas membeli produknya karena yakin produk tersebut memiliki nilai tambah dibanding produk lainnya.

Penetapan Harga Nilai
Dalam tahun-tahun terakhir ini, beberapa perusahaan menerapkan penetapan harga nilai (value pricing), yaitu mereka menetapkan harga yang cukup rendah untuk tawaran yang bermutu tinggi. Penetapan harga nilai menyatakan bahwa harga harus menggambarkan tawaran yang bernilai tinggi bagi konsumen.
Sebenarnya penetapan harga nilai bukan sekedar menetapkan harga yang lebih rendah untuk produk suatu perusahaan dibandingkan pesaing. Hal itu merupakan rekayasa ulang operasi perusahaan supaya benar-benar menjadi produsen yang berbiaya rendah tanpa mengorbankan mutu, serta menurunkan harga secara berarti untuk menarik sejumlah besar pelanggan secara sadar.
Salah satu jenis penetapan harga nilai yang penting adalah penetapan harga murah setiap hari (everyday low pricing-EDLP), yang terjadi di tingkat eceran. Selain itu ada jenis penetapan harga nilai lainnya yaitu penetapan harga tinggi–rendah (high-low pricing). Banyak orang yang menemukan bahwa kunci untuk menarik pelanggan pada saat era persaingan yang semakin memuncak adalah dengan menggunakan kombinasi strategi penetapan harga tinggi-rendah dan EDLP, dengan iklan dan promosi yang ditingkatkan.

Penetapan Harga Sesuai Harga Berlaku (going rate pricing)
Perusahaan mendasarkan harganya terutama pada harga pesaing. Perusahaan dapat mengenakan harga yang sama, lebih tinggi, atau lebih rendah daripada pesaing utamanya.

Penetapan Harga Tender Tertutup
Penetapan harga yang kompetitip umumnya digunakan jika perusahaan mengikuti tender tertutup atas suatu proyek. Perusahaan menentukan harga berdasarkan perkiraannya tentang bagaimana pesaing akan menetapkan harga dan bukan berdasarkan hubungan yang kaku dengan biaya atau permintaan perusahaan. Perusahaan ingin memenangkan kontrak tersebut, dan untuk itu perusahaan harus memberikan harga yang lebih rendah dibandingkan para pesaing. Tetapi pada saat yang sama, perusahaan tidak dapat menetapkan harga di bawah biayanya tanpa membahayakan posisinya sendiri.

MEMILIH HARGA AKHIR
Penetapan Harga Psikologis
Banyak konsumen menggunakan harga sebagai indikator mutu. Jika tersedia informasi alternatif mengenai mutu sebenarnya, harga menjadi indikator yang kurang penting terhadap mutu. Jika informasi itu tidak ada, harga berperan sebagai penunjuk mutu

Pengaruh Elemen Bauran Pemasaran Lain Terhadap Harga
Berdasarkan penelitian Farris dan Reibstein pada 227 konsumen bisnis diperoleh hasil :
• Merek dengan mutu relatif rata-rata tetapi dengan anggaran iklan yang relatif tinggi dapat mengenakan harga premium.
• Merek dengan mutu relatif tinggi dan iklan yang relatif tinggi memperoleh harga tertinggi.
• Hubungan positif yang paling kuat antara harga yang tinggi dan iklan yang tinggi terjadi pada tahap-tahap akhir siklus hidup produk bagi pemimpin pasar.

Kebijakan Penetapan Harga Perusahaan
Harga yang ditentukan harus konsisten dengan kebijakan penetapan harga perusahaan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa wiraniaga menggunakan harga yang layak bagi pelanggan dan menetapkan bagi perusahaan.

Pengaruh Harga Terhadap Pihak-pihak Lain
Bagaimana pendapat distributor dan penyalur tentang harga tersebut? Apakah para wiraniaga bersedia atau mengeluh dengan harga dari perusahaan? Bagaimana reaksi pesaing dengan harga tersebut? Apakah pemasok akan menaikkan harga jika melihat harga perusahaan? Apakah pemerintah akan ikut campur dan mencegah pengenaan harga tersebut? Semua itu harus dipertimbangkan ketika memilih harga akhir.

STRATEGI ADAPTASI HARGA
Penetapan Harga Geografis (Tunai, Imbal Dagang, dan Barter)
Penetapan harga geografis mengharuskan perusahaan untuk memutuskan cara menetapkan harga bagi pelanggan di berbagai lokasi dan negara. Sering timbul masalah lain dalam strategi ini diantaranya masalah pembayaran. Seringkali pembeli ingin menawarkan barang lain sebagai pembayaran, dan praktek itu menimbulkan imbal dagang (countertrade). Imbal dagang memiliki berbagai bentuk :
• Barter : melibatkan pertukaran barang-barang secara langsung tanpa uang dan tanpa keterlibatan pihak ketiga.
• Transaksi kompensasi : penjual menerima sebagai persentase pembayaran berupa uang dan sisanya dalam bentuk produk.
• Persetujuan pembelian kembali : penjualan menjual pabrik, peralatan, atau teknologi ke negara lain dan setuju untuk menerima produk yang diproduksi dengan peralatan yang dipasok sebagai bagian dari pembayaran.
• Offset : Penjual menerima pembayaran penuh dalam bentuk uang tunai tetapi menyetujui untuk menggunakan sebagian besar uang itu di negara tersebut untuk suatu periode tertentu.

Diskon dan Potongan Harga (Price Discount & Allowances)
Perusahaan umumnya akan menyesuaikan daftar harga mereka dan memberikan diskon serta potongan untuk setiap pembayaran yang lebih cepat, pembelian dalam jumlah besar, dan pembelian diluar musim.
• Diskon tunai : cash discount adalah pengurangan harga untuk pembeli yang segera membayar tagihannya.
• Diskon kuantitas : quantity discount adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membeli dalam jumlah besar.
• Diskon fungsional : functional discount, juga disebut diskon perdagangan (trade discount), ditawarkan oleh produsen kepada para anggota saluran perdagangan jika mereka melakukan fungsi-fungsi tertentu, seperti menjual, menyimpan, atau melakukan pencatatan.
• Diskon musiman : seasonal discount adalah pengurangan harga untuk pembeli yang membeli barang atau jasa diluar musimnya.
• Potongan : allowances adalah pengurangan dari daftar harga. Misalnya, potongan tukar tambah (trade-in allowances) adalah pengurangan harga yang diberikan atas penyerahan barang lama ketika membeli barang yang baru.
Potongan promosi (promotional allowances) adalah pengurangan pembayaran atau harga untuk memberi imbalan kepada penyalur karena berperan serta dalam pengiklanan dan program pendukung penjualan.

Penetapan Harga Promosi
Perusahaan menggunakan berbagai teknik penetapan harga untuk mendorong pembelian awal.
• Harga pemimpin rugi (loss-leader pricing)
• Harga peristiwa khusus (special-event pricing)
• Rabat tunai (cash rebates)
• Pembiayaan berbunga rendah (low interest financing)
• Syarat pembayaran yang lebih lama (longer payment terms)
• Garansi dan kontrak jasa (warranties and service contracts)
• Diskon psikologis (psychological discounting)
Strategi penetapan harga promosi sering merupakan zero-sum game (mengambil keuntungan dari derita pihak lain). Jika berhasil, pesaing akan menirunya. Jika tidak berhasil, akan menghabiskan uang perusahaan yang sebetulnya bisa dipergunakan perusahaan untuk kiat pemasaran yang berdampak jangka panjang seperti meningkatkan mutu dan pelayanan, serta meingkatkan citra produk melalui periklanan.

Penetapan Harga Diskriminasi
Perusahaan sering memodifikasi harga dasarnya untuk mengakomodasi perbedaan pelanggan, produk, lokasi dan lainnya. Penetapan harga diskriminasi (discriminatory pricing), juga disebut diskriminasi harga (price discrimination). Terjadi jika perusahaan menjual suatu produk atau jasa dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya secara proposional. Penetapan harga diskriminasi memiliki beberapa bentuk :
• Penetapan harga segmen-pelanggan (customer-segment pricing)
• Penetapan harga bentuk-produk (product-form pricing)
• Penetapan harga citra (image pricing)
• Penetapan harga lokasi (location pricing)
• Penetapan harga waktu (time pricing), salah satu penerapan harga waktu adalah penetapan harga hasil (yield pricing)
Penetapan harga diskriminasi harus mempertimbangkan beberapa kondisi berikut :
1. Pasar harus dapat disegmentasikan, dan segmen-segmen tersebut harus menunjukkan perbedaan intensitas permintaan
2. Anggota dari segmen harga yang lebih rendah tidak dapat menjual kembali produk tersebut kepada segmen harga yang lebih tinggi
3. Pesaing tidak dapat menjual dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga perusahaan pertama di segmen yang harganya lebih tinggi
4. Biaya segmentasi dan pengawasan aturan pasar tidak melebihi pendapatan ekstra yang diperoleh dari dikriminasi harga
5. Praktek tersebut tidak boleh menimbulkan ketidaksenangan dan niat buruk pelanggan
6. Bentuk diskriminasi harga tersebut tidak boleh melanggar hukum

Penetapan Harga Bauran Produk
Logika penetapan harga harus dimodifikasi jika produk tersebut merupakan bagian dari bauran produk. Dalam hal ini, perusahaan mencari sekumpulan harga yang memaksimumkan laba keseluruhan bauran produk. Penetapan harga itu sulit karena berbagai produk memiliki permintaan dan biaya yang saling terkait dan dipengaruhi oleh berbagi tingkat persaingan. Kita dapat membedakan enam situasi yang melibatkan penetapan harga bauran produk :
1. Penetapan Harga lini Produk (product-line pricing)
2. Penetapan Harga Keistimewaan-Pilihan (optional-feature pricing)
3. Penetapan Harga Produk Pelengkap (capture-product pricing)
4. Penetapan Harga Dua Bagian (two-part pricing)
5. Penetapan Harga Produk Sampingan (by-product pricing)
6. Penetapan Harga Bundel Produk (product-bundling pricing)

LINK :

Senin, 28 April 2014

POLA PENULISAN ILMIAH

PETUNJUK PENULISAN ILMIAH
Fakultas Ekonomi


Penulisan Ilmiah merupakan karya tulis yang disusun oleh seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan kurang lebih 100 sks dengan dibimbing oleh Dosen Pembimbing  sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Setara Sarjana Muda.

TUJUAN
Tujuan dalam Penulisan Ilmiah adalah melatih mahasiswa agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur.

ISI DAN MATERI
Isi dari Penulisan Ilmiah diharapkan memenuhi aspek-aspek di bawah ini :
1.  Relevan dengan jurusan dari mahasiswa yang bersangkutan.
2.  Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.
3.  Masalah dibatasi

STRUKTUR PENULISAN ILMIAH
Susunan struktur Penulisan Ilmiah adalah sebagai berikut :
1.  Bagian Awal
2.  Bagian Pokok :
a.       Bab Pendahuluan
b.      Bab Landasan Teori
c.       Bab Pembahasan
d.      Bab Penutup
3. Bagian akhir
           
A. Bagian Awal
Bagian Awal, terdiri atas :
-    Halaman Judul
     Ditulis sesuai dengan cover depan standar Penulisan Ilmiah Universitas Gunadarma.
-    Lembar Pengesahan
     Dituliskan Judul PI, Nama, NPM, Tanggal Sidang, Tanggal Lulus, dan tanda tangan pembimbing, koordinator PI, serta Ketua Jurusan.
-    Abstraksi
     Berisi ringkasan dari penulisan. Maksimal 1 halaman.
-    Kata Pengantar
     Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan ilmiah (a.l. Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, Pembimbing, Perusahaan).
-    Daftar isi
-    Daftar Tabel                                         ü
-    Daftar Gambar                          ý  Kalau ada   
-    Daftar Lampiran                                    þ


B.     Bagian Pokok

Bab I : PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang
Bagian ini berisikan uraian/penjelasan yang berkaitan dengan fenomena-fenomena atau alasan-alasan yang mendasari mahasiswa/peneliti memilih atau tertarik untuk meneliti tema yang ditulis.

1.2.  Rumusan dan Batasan Masalah
Atas dasar latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, pada bagian ini mahasiswa/peneliti mulai mengidentifikasi, membatasi dan selanjutnya merumuskan masalah yang hendak diteliti. Setelah rumusan masalah ada, mahasiswa/peneliti dapat menterjemahkan rumusan masalah tersebut dalam bentuk kalimat pertanyaan penelitian.

1.3.  Tujuan Penelitian
Bagian berisi tujuan penelitian yang hendak dicapai, dan hal ini seharusnya mengacu kepada rumusan dan pertanyaan penelitian yang telah dibuat sebelumnya.

1.4.  Manfaat penelitian
Sedikit berbeda dengan tujuan penelitian, sub bab manfaat penelitian berisikan manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian yang akan dilakukan mahasiswa/peneliti tersebut.

1.5.  Metode Penelitian
Bagian berisikan tentang bagaimana secara ilmiah, penelitian akan dilakukan. Poin-poin penting dalam bagian ini adalah :
1.5.1.            Objek penelitian
1.5.2.            Data / Variabel
1.5.3.            Metode pengumpulan data / variabel
1.5.4.            Hipotesis
1.5.5.            Alat analisis yang digunakan,

1.6.  Agenda Penelitian
Bagian ini hanya ada selama mahasiswa/peneliti masih dalam tahap pengajuan UP (usulan penelitian), dan dihilangkan dalam penulisan format PI selanjutnya.

 

Bab II : LANDASAN TEORI


2.1. Kerangka Teori
Bagian ini berisikan berbagai pengertian dan pemahaman mengenai teori yang benar-benar relevan dengan topik dan variabel.

2.2. Kajian Penelitian Sejenis
Bagian ini berisikan kajian mahasiswa/peneliti terhadap hasil-hasil penelitian sejenis atau penelitian yang memiliki kesamaan topik atau variabel dengan topik atau variabel yang sedang dan akan diteliti oleh mahasiswa/peneliti.

2.3. Alat Analisis
Bagian berisi penjelasan rinci (rumus, formulasi, langkah-langkah perhitungan, dsb.) mengenai berbagai alat analisis deskriptif dan kuantitatif yang akan digunakan dalam analisis masalah/pembahasan.


Bab III : METODE PENELITIAN ( lihat sub-bab 1.5. dalam Bab I )

3.1.    Objek Penelitian
3.2.    Data / Variabel Yang Digunakan
3.3.    Metode Pengumpulan Data
3.4.    Hipotesis
3.5.    Alat Analisis Yang Dingunakan

Bab III ini dibuat untuk memberikan ruang yang lebih luas lagi bagi mahasiswa/peneliti dalam menguraikan dan menjelaskan metode penelitian yang akan digunakan, sementara keberadaan sub-bab 1.5. terlalu ringkas, khususnya untuk materi-matari penelitian dengan menggunakan data primer dan melakukan survei.

Bab IV : PEMBAHASAN


4.1. Data dan Profile Objek Penelitian
Bagian berisikan Data dan Profile singkat objek penelitian

4.2. Hasil Penelitian dan Analisis/Pembahasan
Dalam bagian ini, mahasiswa/peneliti mulai menyajikan data dan hasil penelitian dan mulai menganalisis secara deskriptif ( dengan tabel, grafik, flow, dan sejenisnya) serta mengkombinasikannya dengan analisis kuantitatif yang telah disebutkan dibagian sub-bab 1.5.5.

4.3. Rangkuman Hasil Penelitian
Berbeda dengan kesimpulan, bagian ini berisi rangkuman hasil penelitian, yang umumnya dapat disajikan dalam tabel ringkasan hasil.


Bab V : PENUTUP


5.1. Kesimpulan
Bagian ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian mahasiswa/peneliti, yang pada prinsipnya merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang ada.
5.2. Saran
Isi yang ada pada bagian ini harus diprioritaskan pada saran terhadap butir-butir kesimpulan yang ada.

5.3. Keterbatasan Penelitian (optional)
Untuk beberapa kasus materi penelitian dan mungkin juga mahasiswa, bagian ini dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai keterbatasan yang ada dalam penelitian.

C. Bagian Akhir
- Daftar Pustaka
  Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan.
- Daftar Simbol
Berisi deretan simbol-simbol yang digunakan dalam penulisan, lengkap dengan    keterangannya.
- Lampiran
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, program, gambar, perhitungan-  perhitungan, grafik, atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.

TEKNIK PENULISAN

1.  Penomoran Bab serta subbab
-    Bab dinomori dengan menggunakan angka romawi.
-    Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor bab/subbab dimana bagian ini terdapat.
     II ………. (Judul Bab)
     2.1 ………………..(Judul Subbab)
     2.2 ………………..(Judul Subbab)
     2.2.1 ………………(Judul Sub-Subbab)
-    Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font 14, tebal.
-    Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar, ukuran font 12, tebal.

2.  Penomoran Halaman
-    Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil (i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah bawah (2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu diketik, tapi tetap dihitung.
-    Bagian Pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama dari bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk setiap awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya di pojok kanan atas.
-    Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.

3.  Judul dan Nomor Gambar / Grafik / Tabel
-    Judul gambar / grafik diketik di bagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel diketik di sebelah atas tengah dari tabel.
-    Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan, contoh : gambar 3.1 berarti gambar pertama yang terletak di bab III.

4.  Penulisan Daftar Pustaka
     Daftar Pustaka adalah daftar yang terperinci dan sistematis dari semua karya ilmiah yang digunakan penulis dalam menyusun penulisan ilmiahnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun teknik penulisannya memenuhi ketentuan sbb :
a.  Alphabetis nama pengarang
b.  Nama pengarang tanpa gelar ( dimulai dengan nama diri atau nama keluarga untuk pengarang asing
d.  Penulisan setiap pustaka dalam satu spasi, sedangkan antara satu pustaka dengan pustaka berikutnya dengan jarak dua spasi.
e. Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum memiliki urutan  sebagai berikut :
         Nama Pengarang, Tahun Penerbitan. Judul Karangan (dicetak tebal), Edisi, Nama Penerbit, Kota Penerbit.
f.  Untuk sumber buku, penulisan daftar pustakanya antara nama pengarang judul, kota penerbitan dipisahkan oleh titik. Antara nama penerbit dengan tahun terbit dipisahkan koma. Untuk sumber dari majalah dan surat kabar, penulisan nama majalah atau surat kabar diakhiri dengan koma.


5.  Pengutipan

-  Jika kutipan kurang atau sama dengan tiga baris, bagian awal dan akhir kutipan diberi tanda kutip, spasi tetap biasa.
-    Kutipan yang lebih panjang dari tiga baris tidak perlu diberi tanda kutip, tapi diketik dengan jarak satu spasi dengan indent yang lebih dalam 7 ketuk dari kiri.

Cara Penulisan :
Ada dua cara menempatkan sumber kutipan di belakang bahan yang dikutip sebagai berikut :
a.       Cara ringkas yaitu menempatkan sumber kutipan di belakang bahan yang dikutip ditulis dalam tanda kurung dengan menyebutkan : ‘Nama pengarang, tahun penerbitan dan halamn yang dikutip’
b.      Cara langsung yaitu menempatkan sumber kutipan langsung di bawah pernyataan yang dikutip yang dipisahkan dengan garis lurus sepanjang garis teks. Jarak antara garis pemisah dengan teks satu spasi, jarak antara garis pemisah dengan sumber kutipan dua spasi, dan jarak baris dan kutipan harus satu spasi.

6.  Format Pengetikan
-    Menggunakan kertas ukuran A4.
-    Margin   Atas     : 4 cm              Bawah : 3 cm
                   Kiri      : 4 cm              Kanan : 3 cm
-    Jarak spasi : 1,5
-    Jenis huruf (Font) : Times New Roman.                      
-    Ukuran / variasi huruf    : Judul Penulisan Ilmiah          16 / Tebal, Huruf Besar
                                              Isi                             12 / Normal
                                             Subbab                      12 / Tebal

7.  Persiapan Sidang
-    Naskah Penulisan Ilmiah dibuat dalam bentuk transparan yang meliputi Bab I ( Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian), Bab IV ( Pembahasan dan Bab V (Penutup) dengan jenis/ukuran huruf : Time New Romans 18



ALTERNATIF JUDUL & MATERI
PENULISAN  ILMIAH

FAKULTAS EKONOMI
Semester ATA 2004/2005

·                                 Jurusan Manajemen

     A.  Manajemen Pemasaran

1.      Pengembangan  Produk  Baru
2.      Survei Pasar   Terhadap Kebutuhan Produk
3.      Strategi Pemasaran Produk Baru
4.      Pengaruh Iklan dan Kehumasan Terhadap  Penjualan
5.      Strategi  Promosi
6.      Penerapan Kebijakan Harga
7.      Strategi Bersaing  Dengan   Pendekatan Matrix strategi
8.      Evaluasi Efektifitas  & Efisiensi  Saluran Distribusi
9.      Evaluasi  Terhadap Pemilihan Saluran Distribusi
10.     Perilaku Konsumen Dalam  Pembelian  Produk
11.     Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen
12.     Pengaruh  Perubahan Harga Terhadap Elastisitas Pembelian Produk
13.     Perilaku-perilaku pemasaran lainnya
14.     Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam  Pemilihan Tempat Berbelanja

15.     Riset Segmentasi Pasar :
a.       Analisis potensi pasar dan respon berbagai segmen
b.      Target pasar sasaran
c.       Analisis profil gaya hidup dan kesan terhadap karakteristik produk

16.     Riset Produk
a.       Penentuan desain produk yang optimal
b.      Pengujian kemasan
c.       Modifikasi produk
d.      Posisi merek dan pengujian posisi
e.       Pengujian pasar
f.       Pengujian penempatan (posisi) pada tempat penjualan
g.      Analisis atribut produk
                               
17.     Riset Harga
a.       Harga dalam pemilihan merek
b.      Kebijakan mengenai harga
c.       Biaya dari setiap lini produk
d.      Elastisitas harga berdasarkan permintaan
e.       Respon yang diakibatkan oleh perubahan harga

18.     Riset Promosi
a.       Anggaran promosi yang optimal
b.      Bauran promosi yang optimal
c.       Keputusan mengenai media
d.      Pengujian iklan yang kreatif
e.       Evaluasi efektifitas iklan

19.     Riset Distribusi
a.       Menentukan tipe distribusi
b.      Perilaku saluran distribusi
c.       Intensitas grosir dan cakupan retail
d.      Margin saluran distribusi
e.       Lokasi retail dan outlet grosir

20.     Riset Besarnya Ukuran Pasar, Daya Beli Konsumen, Analisis Distribusi Dan Profil Konsumen.
21.     Riset Proporsi Dari Total Penjualan Yang Diterima Oleh Perusahaan Pesaing
22.     Riset Analisis Penjualan Berdasarkan Wilayah Geografis, Lini Prduk, Tipe Dan Besaran Penjualan.
23.     Riset Persepsi Konsumen Terhadap Suatu Perusahaan Atau Produk
24.     Riset Pola Konsumsi Suatu Produk.
25.     Riset Pola Aliran, Jumlah Dan Lokasi Distributor
26.     Riset Kisaran Dan Frekuensi Perubahan Harga Dan Respon Konsumen Terhadap Perubahan Harga
27.     Riset Pola Konsumsi Terhadap Media Dan Profil Konsumen

Sumber: daryono.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../Pedoman+PI+FE.doc